Pernahkah Anda Bertanya Pada Diri Anda Sendiri Seperti Ini ''Mengapa Saya Di Ciptakan Oleh Tuhan?''.Banyak Di Antara Kita Mengira Bahwa Kesalahan Adam(Tergoda Oleh setan) Lah Yang Membuat Kita harus Hidup di dunia,Artinya Manusia hidup di dunia ini hanya sebuah kesalahan yang di buat oleh adam.Jadi Harus nya manusia hidup nyaman di surga tetapi gara-gara adam manusia harus bersusah payah hidup di dunia ini dengan resiko yang besar yaitu masuk neraka apabila kita terhasut oleh setan. Benarkah? Anggapan kayak gini adalah salah BESAR.
Allah menciptakan Kita Dengan Tujuan Yang Tertentu.Keberadaan Manusia di Dunia Adalah Karunia Allah Terbesar yang Tidak Di Berikan Pada Mahluk Lain.''lalu Apa Sebenarnya Tujuan Allah menciptakan Manusia di Dunia?''.
Cerita Adam dan Hawa
sebagaimana dipahami sebagian besar masyarakat berfokus pada proses penciptaan
Adam, penciptaan Hawa, kehidupan Adam Hawa di surga, dilanjutkan dengan
kegagalan Adam Hawa dalam bertahan dari godaan Iblis. Dengan alur cerita
seperti itu tidak cukup informasi untuk menjawab pertanyaan, “Kenapa dan untuk
apa manusia (Adam dan Hawa) diciptakan di dunia?”.
Padahal
sebenarnya ada peristiwa besar yang disebut Allah dalam Quran sebelum
penciptaan Adam. Dalam peristiwa tersebut para malaikat dan jin yang sudah
diciptakan lebih dahulu sebelum Adam, semuanya dikumpulkan di hadapan Allah.
Kemudian Allah berfirman kepada para mereka."Sesungguhnya Aku hendak menjadikan
dimuka bumi ini seorang khalifah (pemamkmur/penanggungjawab yang akan mengolah,
memanfaatkan, memakmurkan bumi dengan segala aktifitasnya)"(Beramal).
(Al Quran Surah Al Baqarah Ayat 30)
Manusia sebagai Khalifah di
Bumi
Dari peristiwa
besar yang disebut secara jelas dalam Al Baqarah ayat 30, kita tahu bahwa keberadaan manusia di muka bumi bukanlah
sebuah kecelakaan melainkan memang sengaja Allah menciptakan manusia di bumi
(di dunia ini) sebagai makhluk yang dimuliakan dan dipercaya sebagai pengemban
amanah dengan sebutan “Khalifah fil Ardli” (khalifah di muka bumi).
Artinya kejadian
Adam dihasut Iblis tidak ada hubungannya dengan keberadaan manusia di bumi.
Karena keberadaan manusia di bumi bukanlah sebuah kesalahan atau kecelakaan
melainkan kemuliaan yang dikaruniakan Allah atas manusia.
Dalam Surah Al Israa ayat 70 Allah menyebut pemuliaan atas
manusia dengan sebutan Bani Adam (anak keturunan / keluarga Adam).
"Dan
sesungguhnya telah Kami muliakan Bani (keturunan) Adam, Kami angkut mereka di
daratan dan di lautan, Kami beri mereka rezki dari yang baik-baik dan Kami
lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang
telah Kami ciptakan."
Apa
Maksudnya “Khalifah fil Ardli” (Khalifah di muka bumi)
Makna khalifah
sendiri ditafsirkan dalam beberap makna yang berbeda oleh sebagian ulama. Namun
dari beberapa penafsiran tersebut
semuanya merujuk pada pengertian: pemakmur, pengemban amanah, penanggung
jawab dan pengelola.
Pengertian ini
sebenarnya tidak berbeda dengan pengertian Khalifah dalam sebuah pemerintahan
Islam. Seorang Khalifah dalam Islam adalah orang yang diberi amanah,
tanggungjawab untuk mengelola Sumber Daya Alam di wilayah yang dipercayakan
kepadanya agar lebih bermanfaat untuk rakyat banyak. Seorang Khalifah dalam
Islam harus mempertanggungjawabkan kinerja nya kepada Seluruh Rakyat dan Kepada
Allah.
Hanya saja dalam
sejarah kekhalifaan Islam, pada kadar tertentu seorang Khalifah seringkali
bertindak ataupun dianggap sebagaimana seorang raja. Tentu saja ini tidak benar
karena raja dalam bahasa Quran bukanlah khalifah tetapi malik (yang berarti
raja atau penguasa).
Dengan demikian
kembali pada pengertian semula, manusia sebagai khalifah dibumi tidak diartikan
sebagai raja (malik).
Kalifah fil Ardli
lebih tepat dimaknai sebagai “pengemban
amanah untuk mendayagunakan bumi bagi kemakmuran seluruh manusia, yang pada
akhir masa tugasnya (akhir hidupnya) akan diminta pertanggunjawabannya selama
mengemban amanah tersebut (selama masa tugas/selama masa hidup di dunia)”.
Beberapa
Ayat Lain yang Menyebut Kata Khalifah
Selain dalam
surah albaqarah ayat 30, Allah menyebut kata khalifah dengan makna yang sama
dengan uraian di atas, pada beberapa ayat berikut ini:
Kaum Musa
berkata: "Kami telah ditindas (oleh Fir`aun) sebelum kamu datang kepada
kami dan sesudah kamu datang. Musa menjawab: "Mudah-mudahan Allah
membinasakan musuhmu dan menjadikan kamu khalifah di bumi (Nya), maka Allah
akan melihat bagaimana perbuatanmu. (Al A’raaf 129)
Atau siapakah
yang memperkenankan (do`a) orang yang dalam kesulitan apabila ia berdo`a
kepada-Nya, dan yang menghilangkan kesusahan dan yang menjadikan kamu (manusia)
sebagai khalifah di bumi? Apakah di samping Allah ada tuhan (yang lain)? Amat
sedikitlah kamu mengingati (Nya). (An Naml 62)
Hai Daud,
sesungguhnya Kami menjadikan kamu khalifah (penguasa) di muka bumi, maka
berilah keputusan (perkara) di antara manusia dengan adil dan janganlah kamu
mengikuti hawa nafsu, karena ia akan menyesatkan kamu dari jalan Allah.
Sesungguhnya orang-orang yang sesat dari jalan Allah akan mendapat azab yang
berat, karena mereka melupakan hari perhitungan. (Shaad 26)
Bukankah
Manusia dan Jin diciptakan untuk beribadah?
Dalam Surah Adz Dzariyat ayat 56 Allah berfirman:
Dan
tidaklah Aku ciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah kepada-Ku.(Beriman)
Sebagian orang
menanyakan, “Jadi sebenarnya manusia itu
diciptakan untuk beribadah atau untuk mengemban amanah sebagai khalifah
sebagaimana uraian di atas?”.
Tidak terlalu
sulit menggabungkan dua informasi tersebut ke dalam sebuah pengertian yang
mencakup keduanya.
Ibadah kepada
Allah adalah kewajiban baik bagi Jin maupun Manusia. Tetapi misi untuk
memakmurkan bumi hanya manusia yang diberi amanah, sedangkan jin tidak.
Artinya selain
dimintai pertanggungjawaban mengenai ibadah khususnya kepada Allah manusia juga
ditanya mengenai apa yang telah diperbuatnya sehubungan dengan kemaslahatan
maupun kumudharatan di muka bumi.
Demikian. Maha Suci Allah yang menciptakan manusia dengan
tidak sia sia:
Dan tidaklah
Kami ciptakan langit dan bumi dan segala yang ada di antara keduanya dengan
bermain-main. (al anbiya 16).
Sumber: Al QURAN
Jadi itu lah alasan mengapa kita di ciptakan di dunia ini,jadi Kita Para Manusia jangan Lagi Menunda nunda Untuk Melakukan Kewajiban Kita untuk Sholat 5 Waktu jika Kita sering menunda nunda maka Suatu hari Nanti Kita Akan Benar Benar Sangat Menyesal INGAT lah Bahwa Siksaan Neraka Amat lah Berat.
Oke sampai sini Saja JAngan Lupa di Share agar yang lain Tahu, wabillahi taufik wal hidayah wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh Sampai Jumpa di postingan selanjut nya.
1 komentar:
Click here for komentarya keren mentong
ConversionConversion EmoticonEmoticon